Ramadan telah tiba. Seluruh umat muslim bersuka cita menyambut bulan suci. Menandai dengan semangat menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh.
Puasa berarti harus menahan nafsu. Tak hanya nafsu seksual, tapi juga harus menahan lapar dan haus selama sekitar 14 jam. Mulai selepas sahur hingga waktu buka puasa di petang hari.
Puasa berarti harus menahan nafsu. Tak hanya nafsu seksual, tapi juga harus menahan lapar dan haus selama sekitar 14 jam. Mulai selepas sahur hingga waktu buka puasa di petang hari.
Menjaga kesehatan selama bulan puasa tentunya menjadi berita menarik bagi umat yang melakasanakannya. Tak adanya asupan makanan dan cairan selama itulah yang kemudian memicu kekhawatiran sebagian orang bahwa puasa akan memperburuk kesehatan. Puasa akan mengacaukan metabolime sehingga membuat tubuh rentan sakit.
Argumen semacam itu seringkali muncul menjadi sebuah mitos yang tak memiliki penjelasan ilmiah. Diinformasikan secara berantai yang pada akhirnya diyakini sebagai sebuah kebenaran. Agar tak terjebak pemahaman salah, simak sejumlah informasi yang kadang menyesatkan.
Puasa memicu sakit
Fakta: salah
Dikutip MedIndia, AJ Carlson, Profesor Fisiologi di Universitas Chicago, mengatakan, puasa justru memiliki manfaat bagi tubuh untuk mengeluarkan racun melalui aliran darah, pori dan organ pembuangan lain. Ketika organ pencernaan beristirahat, tubuh akan melakukan detoksifikasi.
Jangan mudah menyerah jika mengalami gejala sakit seperti pusing, lemas, mual, atau menggigil di awal puasa. Itu wajar sebagai bagian dari proses tubuh beradaptasi dengan pola makan yang berbeda dari biasanya.
Jangan olahraga saat puasa
Fakta: salah
Olahraga tetap penting bagi kesehatan tubuh. Tak perlu mengurangi aktivitas ini, yang diperlukan hanya mengatur waktu terbaik. Lakukan aktivitas menyehatkan ini satu atau dua menjelang buka puasa, atau cari waktu selepas buka puasa.
Olahraga akan merangsang hormon antiinsulin, yang antara lain berfungsi melepaskan gula darah sehingga membuat tubuh tetap segar. Jika kurang gerak, tubuh justru akan semakin lemas akibat berkurangnya kadar gula dalam tubuh.
Sahur atau tidak sama saja
Fakta: Salah
Sahur berfungsi sebagai cadangan energi dalam aktivitas keseharian. Tidak sahur meningkatkan risiko terjadinya penurunan gula darah yang menyebabkan tubuh cepat lesu, loyo, dan mudah marah.
Sahur sama kedudukannya dengan sarapan lebih dini. Tanpa sahur, kadar normal gula darah hanya sanggup bertahan 2-3 jam sejak bangun tidur. Setelah itu, simpanan sumber tenaga mulai menurun drastis.
Jika sahur dengan benar, jangan takut kelaparan di siang hari. Yang penting, jangan makan berlebihan saat sahur. Batasi asupan makanan mengandung gula, yang bisa menyebabkan perut cepat merasa lapar. Pilih makanan bergizi seimbang yang terdiri dari karbohidrat, protein, sayur dan buah-buahan.
0 comments:
Post a Comment