Bergelut dengan bisnis property skala ukuran besar umumnya hanya akan diterjuni oleh mereka yang punya modal lebih. Namun apakah yang tidak punya modal lantas hanya bisa bermimpi untuk terjun di bisnis skala besar? Paradigma pikiran yang sempit akan menjawab “ya” namun jawaban “tidak” akan disuarakan oleh mereka yang hanya bermodalkan ambisi besar dengan memulainya dari hal yang paling kecil.
Kecil punya makna awal mula, kecil menjadi isyarat sesuatu yang akan terus tumbuh dari asalnya, yakni kecil akan menjadi besar. Ukuran aktual akan jadi ukuran optimal kelak. Yang kecil, berdasar hukum alam justru lebih punya peluang untuk dapat berkembang, terus meninggi, membesar, bahkan pula menjadi raksasa dalam keberlangsungnnya.
Bisnis property yang di dalamnya terbuka dialektika, pergumulan, diskursus pemikiran serta strategi taktis orang-orang yang mengelolanya, pun tidak luput dari hukum alam ini. Ada masanya kelak di waktu tepat, di saat momentum puncak pertumbuhannya, yang kecil sebagai bisnis property, besar akhirnya seiring berjalannya waktu.
Memulai bisnis property di lahan tanah kecil atau sepmit, dari sudut pandang berbeda malahan dianggap kecerdasan dalam strategi. Harus kita akui bahwa yang kecil memang rentan dan ringkih terhadap tekanan beban, namun tidak dengan pergerakannya. Kecil itu identik dengan kelincahan bergerak dan berpindah.
Di ruang nyata bisnis property, telah terdapat banyak bukti lahan tanah kecil yang di-treatment dengan pendekatan tepat dan smart mampu berbuah laba yang maksimal. Mudah dalam menjual, sederhana dalam pengelolaan, tidak rumit ketika mengelola perijinannya dan terhindar dari beban biaya manajemen yang besar. Hukum dagangnya selalu sama, efisien & efektif sebangun dengan hasil produk yang kompetitif.
Dampak positifnya produk (rumah) yang kompetitif pun pada gilirannya gampang dijual. Cerita mereka yang telah sukses ketika memulai bisnis property dari lahan tanah kecil selalu terngiang, memberi daya dorong dan inspirasi tindakan bahwa bisnis property sangat mungkin dilakukan dalam skala kecil di langkah awal.
Dalam anggapan praktis pemikiran cerdas, lahan tanah kecil bisa berarti mengandung dua konotasi pemahaman. Yang pertama, apabila bisnis propertinya dimulai di kota besar, lahan tanah kecil berarti ukuran luasannya memang kecil, karena kemapuan untuk mengusai lahan besar tak sebanding dengan kemampuan keuangan.
Yang kedua, apabila bisnis propertinya dimulai di kota-kota sekunder (kota kecil setingkat kabupaten) lahan tanah kecil berarti nilai uangnya berarti kecil dari luas lahan ribuan meter hingga hektaran, karena nilai tanahnya murah. Terhadap dua pendekatan ini, subyektifitas pemikiran cerdas mengatakan, lahan kecil sebagai kecerdasan praktis memulai bisnis property. Mungkin dan layak untuk kita lakukan.
0 comments:
Post a Comment